Cerita Muhammad Alif Ramadhan, Mahasiswa di Universitas Singaperbangsa Karawang yang Mengasah Skill Machine Learning-nya dalam Program Beasiswa IDCamp 2021
“Jangan pernah menyerah pada apa yang kamu percayai.”
Steve Scalise, Politisi Amerika Serikat
Bicara mengenai sikap pantang menyerah terhadap hal yang dipercayai, Muhammad Alif Ramadhan (19) memiliki sifat demikian karena keadaan luar biasa yang membentuknya sejak lahir. Alif percaya bahwa suatu hari, terlepas dengan kondisi khusus yang dimilikinya, ia bisa membahagiakan sang ibu yang telah seorang diri membesarkannya.
Berbekal tekadnya untuk membanggakan orang tuanya, Alif tekun melatih diri untuk menjadi seorang talenta digital andalan di masa depan. Pada perjalanannya, Alif sempat mengasah skill machine learning-nya dalam Program Beasiswa IDCamp 2021. Berhasilkah Alif menggapai cita-citanya untuk memberikan kesejahteraan pada sang ibu?
Penyandang Disabilitas yang Pernah Ingin Menjadi IoT Engineer
Ketabahan dan kesabaran adalah dua “sahabat” Alif sejak kecil. Ini karena ia terlahir dengan kondisi khusus, yaitu hanya memiliki satu telinga, mempunyai tumor di salah satu matanya, dan rahangnya mengalami pergeseran. Selain itu, Alif tumbuh hanya berdua saja dengan sang ibu yang berperan sebagai orang tua tunggal. Seorang diri, ibu Alif membiayai kehidupan dan pendidikan sang putra dengan berjualan gado-gado.
Terlepas dari kondisi khusus yang dimilikinya sejak lahir, Alif memiliki minat dalam bidang teknologi sejak kecil. Ia senang bermain komputer hingga akhirnya sang ibu menyekolahkannya di sebuah SMP swasta di Karawang yang kebetulan memiliki ekskul robotik. Minat Alif di dunia robotik yang semakin lama semakin menguat membuatnya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke SMKN 1 Karawang dan mengambil jurusan Teknik Elektronik Industri.
“Selama di SMK, saya banyak belajar soal Internet of Things (IoT) dan jadi bercita-cita untuk menjadi seorang IoT Engineer. Sayangnya, seorang IoT Engineer dituntut untuk bisa melakukan pekerjaan tertentu, seperti menyolder dan melakukan pengukuran tertentu. Keterbatasan yang saya miliki membuat saya tidak bisa maksimal dalam melakukan pekerjaan tersebut,” ucap Alif.
Kendala Alif untuk menggapai cita-citanya tidak hanya itu. Saat pandemi melanda, sekolah Alif membatasi pembiayaan riset IoT yang biasa dilakukan. Hal ini membuatnya memutuskan untuk mendalami bidang lain, yaitu machine learning.
Mengasah Skill Machine Learning pada Program Beasiswa IDCamp 2021
Ketertarikan Alif terhadap machine learning mendorongnya untuk mempelajari Python dan matematika khusus machine learning secara autodidak. Selain banyak belajar dari berbagai sumber, Alif pun aktif dalam komunitas-komunitas yang ada di Facebook. Keikutsertaannya pada komunitas tersebut membuatnya menemukan Program Beasiswa IDCamp 2021.
Melihat program ini menawarkan alur belajar Machine Learning, Alif tak berpikir dua kali untuk mendaftar. Ia merasa bahwa Program Beasiswa IDCamp 2021 adalah kesempatan emas baginya untuk mengasah skill machine learning-nya. Ia ingin memiliki sertifikat belajar machine learning pertamanya dari IDCamp.
Kesungguhan Alif dalam belajar membuatnya merasa tidak memiliki tantangan saat menjalani hari-harinya sebagai peserta Program Beasiswa IDCamp 2021. Ia justru merasa memperoleh banyak hal baik dari keikutsertaannya di pelatihan ini.
“Dari IDCamp, saya mendapatkan wawasan mengenai Product Recommendation System yang membuat saya mendapatkan tawaran pekerjaan freelance dengan harga yang fantastis. Saat itu, saya bertugas untuk merancang optimalisasi search engine yang mereka punya dengan pendekatan hybrid theory,” ujarnya.
Skill yang Baik Menuntun Alif Menjadi seorang Machine Learning Engineer
Pengalaman belajar Alif dalam Program Beasiswa IDCamp 2021 membuatnya lebih siap mengerjakan berbagai proyek lepas setelah lulus program. Selain itu, sertifikat yang ia peroleh setelah menuntaskan keikutsertaannya dalam program tersebut membantunya untuk memperoleh pekerjaan purnawaktu.
“Sambil berkuliah di Universitas Singaperbangsa Karawang, kini, bekerja secara full-time sebagai Machine Learning Engineer di dataxet:sonar. Sehari-hari saya bertugas untuk merancang sebuah algoritma supervised & unsupervised learning untuk mempercepat proses enrichment database dalam pengambilan insight media sosial,” ungkap Alif.
Selama bekerja di perusahaan penyedia jasa monitoring media online tersebut, Alif berusaha menyeimbangkan waktu antara kuliah dan kariernya. Alif yang kini telah berpenghasilan cukup akhirnya bisa menggantikan peran sang ibu sebagai tulang punggung keluarga.
Kini, Alif terus mengasah skill-nya di dunia teknologi tidak hanya dengan belajar, tetapi juga dengan menjadi fasilitator dalam salah satu program beasiswa yang ada di Dicoding. Kepada teman-temannya yang sama-sama menyandang disabilitas, Alif ingin memberikan semangat.
“Tak peduli seminim apa indera yang kita punya, kita tetap bisa memaksimalkan kemampuan kita dengan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang ada, seperti Program Beasiswa IDCamp 2021 yang ada di Dicoding. Selalu percaya bahwa kita bisa menggapai cita-cita yang kita punya dan miliki konsistensi dalam mewujudkannya,” tutup Alif.