Achmad Ichsan: “Developer Sejati Harus Bermimpi Tinggi”

31 Jan 2022

Achmad Ichsan: “Developer Sejati Harus Bermimpi Tinggi”

Siapa sih di antara kita yang tak pernah bermimpi? Tentu semua memiliki impian.

Namun, tak banyak yang benar-benar mampu mewujudkannya. Bagi yang percaya dengan pepatah “Jangan mimpi ketinggian, nanti kalau jatuh sakit,” mungkin cenderung tak percaya diri, alhasil banyak yang membatasi diri untuk bereksplorasi.

Berbeda dengan Achmad Ichsan (22 tahun), sedari remaja ia telah bertekad untuk pandai dalam dunia teknologi. Spesifiknya setelah berkuliah, Ichsan bulat menentukan cita-citanya menjadi seorang Software Engineer profesional. Berkat tekadnya yang kuat sedari remaja, kini, ternyata impian itu bukanlah angan-angan belaka. Bahkan sebelum lulus, pada penghujung semester 8 Ichsan sudah menjadi seorang Software Engineer di DANA, sebuah perusahaan fintech kenamaan.

Lantas, bagaimana perjalanan Ichsan menggapai impiannya? Simak perjalanannya.

Dulu Dianggap Gagap Teknologi, Lalu Bermimpi Pandai Teknologi

Masih segar di ingatan Ichsan ketika ia menduduki bangku Sekolah Dasar – salah satu mata pelajaran tersulit baginya adalah mengenai penggunaan teknologi. Generasi Z memang sudah lekat dengan era digital khususnya dalam proses belajar mengajar, namun kala itu, nampaknya Ichsan belum terbiasa dengan penggunaan teknologi. Hingga tiba satu momen di mana ujian mata pelajaran teknologi itu berlangsung. Berbeda dengan teman sejawatnya yang mendapat nilai di atas rata-rata, Ichsan hanya mendapat nilai 25 dari 100. Karena kejadian itu, ia sempat dinobatkan sebagai anak yang “gaptek” atau gagap teknologi oleh gurunya. 

Kejadian tersebut nampaknya memberi kesan mendalam bagi Ichsan. Bukannya terpuruk, ia justru termotivasi dan bertekad untuk membuktikan bahwa sebenarnya, dia mampu. Semangat membara itu terus terpantik hingga bangku Sekolah Menengah Atas. Bersekolah di Bekasi, Ichsan sempat mengikuti ekstrakurikuler bidang IT di luar jam sekolah. Lambat laun, menguasai teknologi adalah passionnya. Semakin ia dalami berbagai materi teknologi, semakin ia jatuh hati. Mulai dari mendesain website, menggunakan arduino, dan lain sebagainya.

Sayangnya momen itu tak berlangsung lama. Ichsan sempat bermutasi ke sekolah di lain kota dan tak lagi belajar IT seintensif di ekskulnya dulu. Namun hal itu tak lantas menyurutkan semangatnya karena setelah lulus SMA, Ichsan tetap memantapkan diri untuk kembali mempelajari teknologi. Pada tahun 2017, ia memilih jurusan Teknik Informatika jenjang S1 di Universitas Sriwijaya Palembang. Tak mudah baginya karena Ichsan harus mengikuti seleksi jalur mandiri. But he did it!

Melalui Beasiswa IDCamp, Skill Programming Terasah, Prestasi pun Terjamah

Berkuliah dan memantapkan skill di jurusan IT tentu tak sejelas yang dibayangkan seorang mahasiswa baru. Berkaca dari senior dan teman-temannya yang belum tahu spesialisasi apa yang akan dipilih setelah lulus kuliah, Ichsan sadar bahwa ia tak boleh mengalami hal yang sama. Sejak itu, masih di tahun pertama berkuliah (2018), Ichsan mulai membuat daftar tujuan pencapaiannya dalam belajar IT. Sedikit demi sedikit, ia mulai mendalami dunia coding.

Di tahun berikutnya (2019), Ichsan memberanikan diri untuk mengasah kemampuan programmingnya melalui kompetisi software development di tingkat nasional, yaitu “Software Development National Competition FIND IT! UGM 2019” bersama koleganya. Mereka pun terpilih sebagai salah satu juara.

Memasuki tahun ketiganya di kampus, Ichsan dikenalkan oleh dosennya kepada beasiswa programming dari Indosat Ooredoo Hutchison dan Dicoding yaitu IDCamp (Indosat Ooredoo Digital Camp). Dengan antusias yang besar, ia kembali tertarik untuk raih kesempatan ini. Ia pun langsung mendaftar dan memilih alur belajar Android Developer. Ichsan adalah salah satu dari 12.792 developer yang mendapatkan beasiswa IDCamp di tahun 2019. Ia pun  menyisihkan ribuan pendaftar lainnya sehingga ia bisa lolos ke level intermediate hingga expert! Sedikitnya ia menghabiskan 250 jam dalam meluluskan learning path tersebut.

Pengalaman ini lantas membuat Ichsan semakin bulatkan tekad untuk berkarir sebagai seorang Software Engineer handal.

Acuan: Buka Diri Terhadap Berbagai Kesempatan

Di sela-sela kesibukannya menimba ilmu di perkuliahan, Ichsan tetap haus akan hal-hal baru. Semenjak ikut beasiswa IDCamp, ia sadar bahwa passion-nya adalah menguasai Android Development. Ichsan pun terus mencari berbagai kesempatan lain guna mendalami ilmu tersebut. Dimulai dari mengikuti komunitas yang ada di kampus seperti GDSC (Google Developer Student Club), ikut berbagai program Dicoding, hingga aktif menjadi Freelancer di masa kuliahnya pada semester 5-8.

Ketika ditanya Mengapa Android?” dengan singkat Ichsan menjawab, 


“Karena
dunia kini ada dalam 1 genggaman.”

Sederhananya, Ichsan menjelaskan bahwa saat ini, manusia dapat melakukan apa saja dengan menggunakan smartphone. Mulai dari berinteraksi, bekerja, belajar, belanja, dan aktivitas keberlangsungan hidup manusia bisa dilakukan menggunakan aplikasi-aplikasi pintar buatan para Developer IT. 

Menurut data dari Kemenkominfo, sudah ada 89% Penduduk Indonesia yang memiliki smartphone dan dari 91.24% adalah pengguna Android.

Berhubung Ichsan adalah salah satu pengguna smartphone Android dan mengingat bahwa market share Android di Indonesia sendiri sangatlah besar, hal tersebut merupakan motivasi terbesar yang membuatnya tertarik dan lebih fokus pada pengembangan aplikasi Android ketimbang yang lain.

Meskipun minat utama Ichsan adalah di Android Development, Ichsan merasa bahwa dirinya tetap perlu mempelajari basic programming dari teknologi lain yang relevan agar memiliki wawasan pendukung. Ujarnya, Why have to choose one if we can “travel” to another world! yang dalam konteks ini, Ichsan menyampaikan pesan bahwa manusia sebenarnya diberikan privilege untuk mempelajari banyak hal, hanya saja itu kembali lagi kepada manusia – ingin membatasi diri atau tidak.

Maka, di tahun 2020, Ichsan kembali memperkaya ilmunya dengan mengikuti beasiswa IDCamp. Saat itu, ia tertarik untuk mempelajari basic programming seorang Machine Learning Developer. Berlanjut hingga tahun 2021, seiring dengan perkembangan teknologi, Ichsan juga kembali upskilling melalui beasiswa IDCamp dan kali ini, ia memilih alur belajar Multi-platform App Developer. Totalnya, Ichsan telah menyisihkan 250 jam waktu belajar di 7 kelas programming dari beasiswa IDCamp selama 3 tahun berturut-turut. Sertifikat kompetensi dari seluruh kelas itu pun telah ia kantongi sebagai bukti atas skill programming yang ia miliki untuk berkarier nanti.

Ichsan adalah sosok developer unik yang telah menerima dan menuntaskan ratusan jam beasiswa dari IDCamp dengan baik selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. 

Developer Sejati itu Ciptakan Solusi, bukan Asumsi

Untuk menjadi seorang Developer sejati dan profesional yang mampu menciptakan berbagai macam solusi digital, tentu tak bisa diwujudkan hanya dengan menghafal teori pemrograman. Perlu adanya implementasi teori melalui praktik coding secara langsung dengan mencoba berbagai studi kasus dan mengulangnya secara terus-menerus.

Tepatnya itulah yang dilakukan Achmad Ichsan. Tahu persis akan tujuannya, ketika menempuh semester 5, ia berinisiatif untuk mempraktikkan seluruh ilmunya dengan mencoba bekerja sebagai seorang Freelance Developer. Berkat upskilling dari berbagai program, Ichsan berhasil menggarap beberapa project pengembangan software selama freelancing kurang lebih 3 semester. Portofolionya pun jadi semakin bagus. Dan yang tak kalah menyenangkan, ia juga berhasil mengantongi pundi-pundi rupiah meskipun masih berkuliah! Tentu memiliki pemasukan tambahan adalah idaman seluruh mahasiswa, bukan? 

Dari pengalamannya terjun langsung ke dunia industri, Ichsan mengatakan bahwa wawasannya terkait dunia programming kian terbuka luas. Ia belajar bahwa coding untuk kebutuhan dunia nyata jauh lebih kompleks dari apa yang dipelajari di kampus. Menurutnya, 

“Seorang Developer sejati harus bisa membedakan antara coding untuk membuat aplikasi berdasarkan asumsi pribadi, dengan coding untuk membuat solusi digital berdasarkan kebutuhan pasar.”

Setelah mengerjakan berbagai project sebagai Freelance Developer di dunia industri, ia pun sadar bahwa seluruh project yang dikerjakan tak lain untuk memenuhi kebutuhan user dan buka berasal dari asumsi Developer. Ujarnya, “Percuma bikin aplikasi yang bagus, kodenya oke, tapi ga ada yang pakai karena ga ada yang butuh.” Inilah mengapa DANA, salah satu fintech company tak sungkan merekrut Ichsan sebagai seorang Software Developer, bahkan sebelum ia lulus dari kuliah.  

Berani Bermimpi Tinggi = Berani Hadapi Rintangan

Mungkin perjalanan Ichsan mulai dari cap “gaptek” hingga bisa jadi pengembang teknologi di perusahaan ternama terkesan mulus. Akan tetapi, tidak demikian. 

Berbagai rintangan juga tak luput Ichsan rasakan dalam menggapai posisinya sekarang. Ujarnya, “Sebenarnya banyak masa-masa sulit yang saya alami, salah satunya adalah ketika satu-satunya alat tempur yang saya miliki tak memadai. Iya, laptop untuk coding sempat jadi kendala karena spek-nya rendah.”

Bukannya meratapi nasib, Ichsan justru selalu optimis dan berusaha mencari solusi. Alhasil, jalan keluar pun selalu ia temui. Karena baginya, ketika kita bermimpi tinggi artinya kita pun mesti berani melibas semua rintangan. Mau yang datang dari diri sendiri seperti rasa malas dan pesimisme, maupun dari luar seperti keadaan yang tak sesuai harapan.

Ke depan  ia bercita-cita untuk menjadi seorang Tech Lead yang dapat memberi dampak besar guna membantu para Developer sejati lainnya.

Menutup sharing di hari itu, dari perjalanannya Ichsan berpesan:

 

“Mimpi yang tinggi selalu dimulai dari langkah yang kecil. Asal konsisten, usaha kita bisa mengantarkan pada hasil yang besar.”

 

 

 

Achmad Ichsan: “Developer Sejati Harus Bermimpi Tinggi”

——

Simak kisah sukses Developer sejati lulusan program IDCamp lainnya di artikel berikut ini:

  1. Kisah Putra Kepulauan yang Karir Developer di Luar Negeri
  2. 3 Tips Talenta Digital Indonesia Go International
  3. 3 Skill Pro untuk Karir Unicorn