Ahmad Hanafi: Developer yang Tangguh Belajar Pemrograman, Tak Kenal Rintangan  

Ahmad Hanafi: Developer yang Tangguh Belajar Pemrograman, Tak Kenal Rintangan  

12 Mar 2020

Ahmad Hanafi: Developer yang Tangguh Belajar Pemrograman, Tak Kenal Rintangan  

“Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Jangan buang masa muda hura-hura” 

Pesan ayahanda jadi penyemangat Ahmad Hanafi (22 thn) belajar pemrograman. Sehari-hari berkeliling menjajakan sapu dengan merantau di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sang ayah tak pernah lelah mendorong Ahmad belajar. 

Tentu beliau bangga. Bekal belajar pemrograman, putra ke-4 nya ini tumbuh jadi insan yang mandiri. Juga perhatian dengan keluarga. Dengan laptop AMD E1-6010 hadiah sang ayah, Ahmad belajar pemrograman tak kenal rintangan. Spek rendah sekalipun tak halanginya mengambil kerja sampingan. 

Karena dukungan sang ayah dan keluarga, lulusan kelas Android Fundamental dari Dicoding ini mampu biayai kuliah dan bantu mencukupi perekonomian keluarga. Semua hasil keringatnya sendiri dari belajar pemrograman. 

Awali Belajar Pemrograman dengan Menulis Script di Buku  

Bersekolah di SMKN 1 Kedawung dulu, Ahmad mulai belajar pemrograman. Tak punya laptop pun jadi. Ia latihan menulis script di buku tulisnya. Selain fasilitas, akses internet pun terbatas. Di luar jam sekolah ia sulit  mendapatkan sumber belajar. Fasilitas warnet dan jaringan internet di kampungnya, sangat terbatas.

Tahu hobi putranya di dunia IT, sang Ayah berjuang hadiahkan sebuah laptop. Meski speknya minimalis, Ahmad memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk belajar.  Awalnya suka belajar web, ia mengunduh semua stack yang ia butuhkan terkait materi web dan html dengan bantuan wifi di sekolah. Di rumah ia lanjut mempraktikkannya. Dengan Lenovo G40-45 berprosesor AMD E1-6010 dan RAM 2GB ia belajar sedikit sedikit mengenai Web Programming (HTML, CSS, JavaScript, PHP), Photoshop CS3, dan Borland C++

Dipercaya Sekolah Membuat Aplikasi

Dengan skill belajar otodidak yang terus bertambah, Ahmad mendapat kepercayaan baru dari pihak sekolah. Ia diminta membuat sistem aplikasi pendaftaran murid baru, dan berhasil! Sistem besutannya benar-benar dimanfaatkan sekolah dalam mendata para murid SMK tahun ajaran baru, 

Di sekolah Ahmad memang termasuk siswa cemerlang.  Ia sempat menjadi juara 2 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di tingkat Kabupaten Cirebon tahun 2016 kategori “Web Design.” LKS merupakan lomba antar siswa SMK sesuai bidang keahlian. Diadakan setiap tahun, LKS setara dengan Olimpiade Sains Nasional bagi  SMP/SMA. 

Saat memenangkan LKS 2016 di tingkat kabupaten Cirebon bersama teman-teman satu tim.

Ahmad bahagia mendapat hadiah lombanya: beasiswa kuliah di kampusnya saat ini, Universitas Catur Insan Cendekia di Cirebon.

Tak hanya Belajar Pemrograman, Bekerja Juga 

Pemuda yang hobi membaca ini menyimpan satu tekad saat lulus sekolah menengah. Ingin kuliah tanpa membebani orang tua. Ia ingin hidup mandiri, bahkan membantu orang tua. Bagaimana caranya?

Di samping kuliah, Ahmad bekerja part time di dua tempat. Di Yukcoding, perusahaan semi software house, ia mendaftar sebagai freelance web developer. Puluhan proyek web dari beragam jenis client, telah ia garap. Selain itu di Politeknik Pariwisata Prima Internasional, ia pun dipercaya sebagai web developer.

Hasilnya, tak hanya ia nikmati sendiri. Pertama ia membeli laptop baru Acer Swift 3 (SF314-54G) dengan RAM 8 GB dan prosesor Interl core i5 yang lebih siap tempur. Ia jadi bisa mengunduh dan belajar dari software yang tergolong “berat” seperti Android studio, visual studio code, Adobe premiere dan CS6. Selain itu Ahmad tentunya rutin menyokong perekonomian keluarga. Satu adiknya putus sekolah. Satu lagi masih duduk di bangku SMP. Penghasilan Ahmad tentu sangat membantu Ibunya, sosok Ibu rumah tangga yang sehari-hari mengelola keuangan di rumah.

Mendapat Beasiswa Belajar Pemrograman di Dicoding 

Berkenalan dengan Dicoding, Ahmad mantap ingin memperluas keahliannya dari web menjadi android developer. Debutnya dimulai dari kelas Belajar Membuat Aplikasi Android untuk Pemula via beasiswa IDCamp. Ia lanjut menerima beasiswa Belajar Fundamental Aplikasi Android via beasiswa Alcatel Lucent Enterprise

Sudah nyaman di web, kenapa tertarik di Android ? Ahmad mengaku dengan belajar dan lulus dari alur belajar Android, ia ingin raih peluang kerjanya yang lebih tinggi. Serta mudah dapat pekerjaan. 

“Berkat beasiswa (IDCamp dan ALE), saya  jadi yakin. Dengan basic ilmu Android yang saya dapat dari Dicoding, saya bisa dapat karir yang lebih baik,” (Ahmad).   

Antara belajar di YouTube dan Dicoding, Ahmad mengaku sungguh terasa bedanya. “Kalau di youtube,  belajar masih meraba-raba. Habis belajar A, belajar apa lagi? Mau ke mana? Sementara belajar di Dicoding itu sudah fokus. Ada urutan belajar yang harus dipahami.” (Ahmad)

Mendapat beasiswa di Dicoding, Ahmad pun serius memegang amanah tersebut. Ia sempat menghentikan sementara pekerjaan freelance-nya demi menyelesaikan kelas-kelas dalam alur belajar androidnya. Kini, setelah lulus dari beasiswa ALE, Ahmad pun berharap mendapat peluang kesempatan kerja di perusahaan asal Perancis tersebut. 

Belajar Tak Kenal Rintangan ala Ahmad 

Pagi ia kuliah, siang bekerja, dan malam belajar pemrograman hingga dini hari. Sosok developer tangguh ini mengaku: 

“Meski kita orang susah, jalan pasti ada. Apapun usahanya, asal bener-bener mau nyari, mau usaha, banyak-banyak berkorban.”
(Ahmad)

Baginya tak ada waktu untuk nge-game, nonton, jalan ke mall atau semacamnya. Ia selalu teringat pesan Ayahnya untuk tak buang-buang waktu melakukan hal nirfaedah.  

Saat di kampus dan punya waktu luang, Ahmad senang berbagi dengan teman-temannya di UKM IPTEK.  Di sana ia dipercaya memberikan sharing materi tentang web programming. “Sangat suka sharing,” seru Ahmad tersenyum.

belajar pemrograman
Saat berbagi materi web kepada teman-temannya di UKM

Pemuda ramah ini mengaku bahwa keluarga adalah sumber kekuatan terbesar bagianya. Do’a orang tua mengantarnya pada keberhasilannya saat ini: muda mandiri, berilmu, berprestasi, dan tangguh tak kenal rintangan. 

 

“Kalau niat  kamu benar mau bisa (programming), kamu harus cari jalan. Bukan alasan. Informasi ada banyak. Tinggal belajar.”
(Ahmad)  

Kita doakan Ahmad agar berhasil meraih cita-citanya sebagai full stack web developer profesional ya. Kamu juga. Tetap Semangat!

Ahmad Hanafi: Developer yang Tangguh Belajar Pemrograman, Tak Kenal Rintangan  


Baca juga cerita lain dari lulusan kami di Dicoding Story. Atau simak cerita inspiratif lainnya berikut ini:

  1. Bangkit dari Keterpurukan dengan Belajar Android
  2. Sertifikasi: Bekal Utama Raih Karir Developer 
  3. Belajar Skill Programming agar Mandiri Finansial